Tragedi terbakarnya KM Barcelona V di perairan Pulau Talisei, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, pada Minggu, 20 Juli 2025, menyisakan duka mendalam.

Proses pemeriksaan ini menjadi krusial untuk mengungkap penyebab pasti kebakaran serta menyingkap kemungkinan adanya kelalaian yang berujung pada penetapan nakhoda sebagai tersangka.
Berikut paparannya secara mendalam di Info Kejadian Manado.
Pemeriksaan Status Nakhoda Sebagai Tersangka
Setelah serangkaian pemeriksaan intensif, Polda Sulut secara resmi menetapkan nakhoda KM Barcelona V berinisial IB sebagai tersangka pada Senin, 21 Juli 2025. Penetapan status tersangka ini diumumkan oleh Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Alamsyah P Hasibuan, di Manado.
Langkah ini diambil setelah gelar perkara yang dilakukan oleh Ditpolairud Polda Sulut menemukan adanya dugaan awal yang kuat terkait kelalaian yang menyebabkan kebakaran kapal.
Dugaan utama yang menjadi dasar penetapan tersangka adalah ketidaksesuaian jumlah penumpang dengan manifes yang ada.
Serta tidak berjalannya prosedur standar operasional (SOP) kedaruratan yang seharusnya diaktifkan dalam situasi darurat.
Pemeriksaan terhadap nakhoda IB tidak hanya dilakukan oleh Polda Sulut. Tetapi juga didampingi oleh tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Manado.
Kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan penyelidikan dilakukan secara komprehensif dari berbagai aspek.
Baik hukum maupun keselamatan transportasi. Keberadaan tim KNKT sangat penting untuk menganalisis penyebab teknis kebakaran dan memberikan rekomendasi guna mencegah insiden serupa di masa mendatang.
Pemeriksaan Terhadap ABK
Selain nakhoda, Ditpolairud Polda Sulut juga memeriksa 13 ABK KM Barcelona V yang berlayar dari Kabupaten Kepulauan Talaud menuju Kota Manado.
Pemeriksaan ABK ini dilakukan untuk menggali informasi lebih lanjut mengenai kronologi kejadian, kondisi kapal sebelum dan saat kebakaran, serta peran masing-masing ABK dalam penanganan situasi darurat.
Keterangan dari para ABK diharapkan dapat melengkapi data yang telah diperoleh dari nakhoda dan pihak terkait lainnya.
Kombes Alamsyah P Hasibuan menyatakan bahwa pemeriksaan terhadap ABK dan pihak lainnya masih dalam tahap pengembangan.
Hal ini mengindikasikan bahwa proses penyelidikan masih terus berlanjut dan tidak menutup kemungkinan akan ada fakta-fakta baru atau bahkan penetapan tersangka lain jika ditemukan bukti-bukti yang cukup.
Dalam situasi seperti ini, setiap keterangan dari ABK menjadi sangat berharga untuk merangkai puzzle kejadian dan memahami secara utuh apa yang sebenarnya terjadi di atas kapal.
Baca Juga: Kodim Manado Gelar TMMD ke-125, TNI dan Polri Bersinergi Layani Masyarakat
Langkah Lanjutan Penyelidikan

Selain pemeriksaan nakhoda dan ABK, tim penyidik juga meminta hasil visum para korban dan melakukan identifikasi bersama Bidlabfor Polda Sulut.
Tim juga akan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lokasi kebakaran untuk mengumpulkan bukti-bukti fisik yang dapat mendukung penyelidikan.
Semua langkah ini merupakan bagian dari upaya holistik untuk memastikan semua aspek insiden terungkap secara transparan dan akuntabel.
Kebakaran KM Barcelona V yang terjadi di perairan Talisei sekitar pukul 14.00 Wita saat dalam perjalanan dari Pelabuhan Talaud menuju Pelabuhan Manado, menjadi catatan kelam dalam sejarah transportasi laut di Sulawesi Utara.
Dengan 575 orang dinyatakan selamat, tiga meninggal dunia, dan dua masih dalam pencarian dari total 580 orang. Insiden ini menuntut pertanggungjawaban serius dari pihak-pihak terkait.
Polda Sulut terus berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini. Memastikan bahwa semua pihak yang bertanggung jawab atas kelalaian yang menyebabkan tragedi ini akan dimintai pertanggungjawaban hukum.
Proses hukum yang berjalan diharapkan dapat memberikan keadilan bagi para korban dan keluarga. Serta menjadi pelajaran berharga bagi seluruh operator pelayaran untuk senantiasa mengutamakan keselamatan penumpang dan awak kapal.
Temuan Fakta Baru Kejadian
Seiring dengan berjalannya penyelidikan, fakta baru yang cukup mencengangkan terungkap: adanya dua nama penumpang yang sama tercatat dalam satu data manifes penumpang KM Barcelona V.
Temuan ini diungkapkan oleh Kepala KSOP Manado, Kolonel (Marinir) Amrul Adriansyah. Adanya data ganda ini menunjukkan potensi ketidaksesuaian dalam sistem pendataan penumpang, yang tentu saja menjadi perhatian serius dalam konteks keselamatan pelayaran.
Kolonel Amrul menjelaskan bahwa temuan ini menjadi bagian dari proses verifikasi lanjutan pasca-insiden kebakaran.
Pihaknya terus melakukan koordinasi dan pencocokan data yang masuk dari berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, Basarnas, dan Dinas Perhubungan.
Meskipun demikian, data ini belum final dan proses verifikasi masih terus berlangsung secara menyeluruh. Situasi yang dinamis, terutama dalam keadaan darurat seperti ini, membuat proses pengumpulan dan validasi data membutuhkan ketelitian ekstra.
KSOP Manado menekankan pentingnya validasi akhir data penumpang untuk menghindari kesalahan dalam pencatatan korban selamat maupun hilang.
Hasil akhir jumlah penumpang akan diumumkan secara resmi setelah masa pencarian dan evakuasi korban oleh Basarnas berakhir.
Penekanan ini menunjukkan kehati-hatian pihak berwenang dalam merilis informasi yang akurat. Mengingat sensitivitas kasus dan pentingnya data yang valid untuk keluarga korban.
Untuk informasi terkini dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Manado. Termasuk insiden keamanan dan bencana alam. Kalian bisa kunjungi Info Kejadian Manado sekarang juga.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari beritamanado.com
- Gambar Kedua dari radarbojonegoro.jawapos.com