Posted in

Miris! Korban TPPO Sulut Dipaksa Jadi Scammer Online di Myanmar

Baru-baru ini, Pemprov Sulut mengungkap laporan penyiksaan pekerja asal Sulut yang diduga korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan modus scam online di Myanmar.

Miris! Korban TPPO Sulut Dipaksa Jadi Scammer Online di Myanmar

Penelusuran kasus ini membuka tabir ancaman serius bagi generasi muda dan urgensi perlindungan tenaga kerja migran Indonesia. Di bawah ini Info Kejadian Manado akan membahas kronologi, modus, dampak, serta upaya pencegahan dan perlindungan terkait kasus tersebut.

Korban Dijebak Modus Pekerjaan Surga

Mayoritas korban direkrut melalui tawaran pekerjaan bernilai tinggi yang diumumkan lewat media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, dan Telegram. Para pelaku meyakinkan calon korban bahwa mereka akan bekerja di Singapura atau Thailand sebagai customer service dengan iming-iming gaji Rp10 hingga Rp15 juta per bulan serta biaya perjalanan gratis.

Namun kenyataannya, sesampainya di luar negeri, mereka justru diterbangkan ke Myanmar dan dipaksa bekerja pada perusahaan scam online yang beroperasi ilegal. Setibanya di Myanmar, para korban mengalami penyitaan paspor dan telepon genggam, sehingga mereka kehilangan akses komunikasi dengan keluarga maupun otoritas Indonesia.

Mereka juga dijadikan target operasi kejahatan penipuan daring atau perjudian online dengan tekanan target kerja yang sangat tinggi.

Kekerasan Brutal dan Eksploitasi di Kamp Scam Myanmar

Modus kerja paksa di kamp scam Myanmar sangat brutal. Para korban tidak hanya diwajibkan mencari calon korban penipuan daring, tetapi juga dikenakan hukuman fisik jika gagal memenuhi target dipukul, ditendang, hingga ditempeleng oleh pelaku sindikat.

Bahkan, laporan menunjukkan ada ancaman penyiksaan, penyetruman, hingga ancaman pengambilan organ tubuh bilamana target tidak tercapai. Seluruh pekerja di kamp tersebut hidup dalam pengawasan ketat kelompok bersenjata. Berstatus tenaga kerja ilegal, dan sama sekali tidak menerima gaji ataupun fasilitas sebagaimana yang dijanjikan sebelum keberangkatan.

Penyanderaan massal dalam sindikat scam internasional ini bukan hanya melibatkan warga Sulut. Tetapi juga ratusan warga Indonesia dari berbagai provinsi di tanah air.

Baca Juga: Cegah Modus TPPO ke Kamboja, Imigrasi Sulut Bentuk Desa Binaan Pelindung WNI 

Prosedur Rekrutmen dan Jaringan Internasional Sindikat

Miris! Korban TPPO Sulut Dipaksa Jadi Scammer Online di Myanmar

Berdasarkan penelusuran kepolisian, TPPO jenis ini dijalankan oleh jaringan internasional dengan sistem rekrutmen terselubung. Perekrutan dilakukan oleh individu-individu yang mengaku sebagai agen pekerjaan luar negeri melalui media sosial atau aplikasi percakapan.

Mereka menargetkan anak muda yang belum memiliki pengalaman kerja, rentan terhadap janji ekonomi. Dan sering tergoda tawaran “surga” di luar negeri. Sampai saat ini, pihak keluarga korban di Sulut mengaku tidak pernah mengetahui siapa sebenarnya perekrut aslinya karena mayoritas proses rekrutmen dilakukan secara daring dan anonim.

Pemerintah menengarai sudah ada jaringan perekrutan sistematik yang beroperasi lintas negara dan lintas provinsi.

Respons Pemerintah dan Upaya Penyelamatan

Menyikapi gelombang pengaduan keluarga korban di Manado serta berbagai daerah di Sulut, Pemprov Sulut segera melakukan investigasi dan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

Penegakan hukum juga bergerak cepat, Polri telah berhasil mengidentifikasi dan menetapkan satu tersangka utama berinisial HR. Seorang karyawan swasta, sebagai perekrut yang menjanjikan pekerjaan di luar negeri namun mengirim korban ke Myawaddy, Myanmar.

Tindakan tegas ini didukung penyidikan lebih lanjut, dengan polisi menelusuri keberadaan perekrut. Dan dalang sindikat TPPO di berbagai platform media sosial. Pemerintah daerah juga mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap janji pekerjaan dengan bayaran tinggi yang tidak jelas kredibilitasnya.

Puluhan laporan sudah masuk dari keluarga korban, termasuk pengakuan korban yang mengalami penyiksaan hingga menjadi operator scam setelah 3-4 bulan bekerja paksa.

Ancaman, Pencegahan, dan Edukasi Masyarakat

Menguatnya kasus TPPO scam online di Myanmar membuktikan pentingnya edukasi dan pengawasan ekstra terhadap tawaran kerja luar negeri. Yang justru menjerumuskan anak bangsa ke jaringan perdagangan manusia internasional.

Pemerintah Provinsi Sulut bersama instansi pusat memperketat pengawasan. Meningkatkan literasi masyarakat tentang modus kejahatan ini, serta membuka layanan aduan dan pendampingan hukum bagi keluarga korban.

Masyarakat Sulut, khususnya generasi muda, kini diimbau agar lebih berhati-hati menyikapi segala bentuk tawaran kerja luar negeri melalui saluran tidak resmi. Jangan pernah tergiur iming-iming gaji besar tanpa prosedur jelas, dan selalu cek legalitas agen penyalur kerja sebelum menerima tawaran apapun.

“Mereka mendapat kekerasan fisik seperti dipukul, ditendang, ditempeleng. Awalnya belum tahu kerja apa, tapi setelah 3-4 bulan mereka bilang kerja sebagai scammer,” jelas orang tua salah satu korban, Nixon Ringkuan.

Kasus pekerja Sulut yang disiksa di Myanmar ini bukan saja peringatan keras bagi pemerintah. Namun juga bagi seluruh masyarakat untuk selalu waspada dan proaktif mencegah perdagangan manusia dalam segala bentuknya.

Simak dan ikuti terus Info Kejadian Manado agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari www.detik.com
  2. Gambar Kedua dari www.tempo.co