Sebuah kejadian mengejutkan mengguncang SD Negeri Pandu di Manado ketika menu MBG yang menyehatkan, ternyata dapat ayam busuk.

Namun, aroma tak sedap yang tercium dari salah satu lauk, yaitu ayam, sontak mengubah suasana menjadi kekhawatiran. Penemuan puluhan kotak berisi ayam busuk itu segera memicu reaksi berantai. Dari tindakan cepat pihak sekolah hingga klarifikasi resmi dari Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana.
Insiden ini tidak hanya menyoroti pentingnya pengawasan kualitas makanan dalam program berskala besar. Tetapi juga memicu pertanyaan tentang standar keamanan pangan yang harusnya menjadi prioritas utama. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Manado.
Kronologi Penemuan dan Tindakan Cepat Sekolah
Kejadian bermula saat menu MBG dibagikan kepada sekitar 300 murid SD Negeri Pandu. Rosnawaty Radjaman mengunggah video di akun Facebook-nya pada Rabu, 14 Mei 2025, yang menunjukkan menu MBG untuk murid SD Negeri Pandu. Menu yang disajikan adalah nasi, sayur, dan ayam, namun diketahui lauk ayamnya tidak layak konsumsi karena sudah busuk.
Kepala SDN Pandu, Rusmin Sigar, membenarkan kabar tersebut dan menjelaskan bahwa temuan hidangan tidak layak konsumsi ini berawal saat pembagian MBG untuk siswa kelas 4, 5, dan 6. Seorang guru kemudian memeriksa hidangan MBG tersebut dan menemukan menu ayam yang sudah berbau.
Rusmin menyatakan, “Kami ada tim yang memeriksa kelayakan makanan sebelum dikonsumsi anak-anak serta diketahuilah ada makanan yang saat itu tidak layak konsumsi”. Segera setelah mendapati menu ayam busuk, Rusmin bergegas menuju kelas agar para siswa tidak mengonsumsi hidangan MBG. Ia juga langsung menjalin komunikasi dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait temuan ayam busuk itu.
“Ada 20 kotak yang ayamnya sudah berbau busuk,” kata Rusmin, menjelaskan bahwa pihak sekolah memutuskan untuk tidak mengonsumsi semua makanan itu. Pihak sekolah sudah menjalankan sesuai protokol dengan tidak memberikan makanan tersebut ke siswa. Dampak dari temuan ayam busuk ini, seorang murid mengaku badannya gatal-gatal setelah mengonsumsinya.
Klarifikasi dari Kepala Badan Gizi Nasional (BGN)
Mendapati kabar tersebut, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana buka suara. Ia menyatakan permohonan maaf dan mengakui bahwa kejadian itu “di luar kesengajaan kami”. Dadan mengaku sudah melakukan konfirmasi ke bagian dapur, dan diketahui memang ada kesalahan pada ayamnya.
Pihak persiapan sudah membersihkan ayam dan meletakkannya di freezer, namun ayam tersebut tidak sampai beku. Dadan menegaskan bahwa pihaknya telah meminta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk membiasakan uji organoleptik sebelum makanan dibagikan ke sekolah. Uji organoleptik adalah pengujian dengan indera untuk menilai kualitas serta keamanan makanan maupun minuman.
Selain itu, Dadan juga mengimbau agar sekolah atau SPPG tidak membagikan makanan yang sudah tidak layak dikonsumsi kepada siswa. “Kami sudah ingatkan agar uji organoleptik dibiasakan. Masakan yang sudah tidak layak juga jangan dibagikan!” tegas Dadan. BGN pun sigap langsung menghentikan pendistribusian MBG ke sekolah-sekolah di Manado dan mengganti ayamnya dengan yang baru.
Baca Juga: Aset Pemkab Diserobot, 25 Rumah dan Kios di Manado Ditertibkan Paksa!
Penyelidikan dan Tindak Lanjut Oleh Pemerintah Daerah

Temuan ayam busuk saat pembagian MBG langsung ditindaklanjuti oleh Kepala Dinas (Kadis) Pangan Sulawesi Utara Franky Tintingon, Kadis Pendidikan Manado Steven Tumiwa, dan Kepala SPPG Mapanget Stevano. Franky Tintingon mengatakan bahwa jumlah penerima MBG di SDN Pandu sebanyak 326 orang.
Sekolah tersebut sudah menjalankan program MBG yang diinisiasi pemerintah sejak Senin, 17 Februari 2025. Franky juga menyatakan bahwa “baru saat ini ada kejadian seperti ini,” mengindikasikan bahwa ini adalah kasus pertama makanan tidak layak dalam program tersebut di SDN Pandu.
Stevano menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Pemerintah Kota Manado begitu ada temuan ayam busuk di SDN Manado. Berdasarkan hasil peninjauan, semua proses pengolahan dan penyimpanan makanan sudah sesuai prosedur yang ditetapkan. Sampel daging ayam juga sudah diuji dan hasilnya tidak mengandung bahan berbahaya. Namun, ia tidak menjelaskan apakah sampel yang diuji adalah ayam yang busuk atau yang baru.
Peningkatan Pengawasan dan Kontrol Kualitas
Meskipun hasil uji sampel daging ayam menunjukkan tidak ada bahan berbahaya. Stevano dan tim Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara serta Pemerintah Kota Manado sepakat untuk meningkatkan pengawasan dan kontrol kualitas makanan saat pembagian MBG. Hal ini mencakup pemilihan bahan baku, proses pengolahan, hingga distribusi makanan ke sekolah-sekolah, yang semuanya akan diawasi lebih ketat.
Stevano menambahkan bahwa pihaknya juga berkomitmen untuk selektif memilih supplier bahan makanan guna memastikan semua bahan yang digunakan dalam kondisi aman dan berkualitas. Ini menunjukkan upaya serius untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.
Pentingnya Uji Organoleptik dan Keamanan Pangan
Uji organoleptik, yang ditekankan oleh Kepala BGN Dadan Hindayana, merupakan langkah krusial dalam memastikan keamanan dan kualitas makanan. Pengujian ini mengandalkan indera manusia penglihatan, penciuman, perasa, dan peraba untuk mendeteksi adanya perubahan pada makanan yang mengindikasikan kerusakan atau kontaminasi.
Dalam kasus ayam busuk di Manado, bau menyengat yang tercium oleh guru adalah indikator awal bahwa makanan tersebut tidak layak konsumsi. Ini membuktikan bahwa uji organoleptik, meskipun sederhana, adalah lini pertahanan pertama yang efektif sebelum makanan sampai ke tangan konsumen, terutama anak-anak sekolah. Pentingnya uji ini tidak bisa diremehkan, mengingat dampaknya langsung pada kesehatan penerima program MBG.
Kelanjutan Program MBG Dengan Pengawasan Ketat
Setelah temuan ayam busuk, program MBG di SDN Pandu tetap dilanjutkan, namun dengan pengawasan yang lebih ketat. Komitmen ini menegaskan bahwa insiden tersebut tidak akan menghentikan program yang penting ini. Tetapi justru menjadi pelajaran berharga untuk memperketat prosedur.
Penekanan pada kontrol kualitas, mulai dari pemilihan bahan baku, proses pengolahan, hingga distribusi, adalah kunci untuk memastikan hidangan yang diterima siswa benar-benar bergizi dan aman untuk dikonsumsi. Insiden ini, meski disayangkan, menjadi pemicu untuk peningkatan standar keamanan pangan dalam program-program pemerintah yang melibatkan distribusi makanan berskala besar.
Kesimpulan
Insiden SD Manado dapat ayam busuk adalah pengingat penting akan vitalnya pengawasan kualitas makanan dalam setiap program bantuan pangan. Reaksi cepat dari pihak sekolah yang melarang konsumsi makanan busuk. Diikuti dengan klarifikasi dan langkah-langkah perbaikan dari Badan Gizi Nasional dan pemerintah daerah, menunjukkan keseriusan dalam menangani masalah ini.
Peningkatan pengawasan, penekanan pada uji organoleptik, dan komitmen untuk memilih *supplier* bahan makanan berkualitas adalah langkah-langkah konkret yang diambil untuk memastikan keamanan dan kualitas gizi bagi anak-anak. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran untuk terus meningkatkan standar keamanan pangan demi terwujudnya program gizi yang aman dan efektif bagi seluruh lapisan masyarakat.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap tentang SD Manado dapat ayam busuk hanya di INFO KEJADIAN MANADO.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.kilat.com
- Gambar Kedua dari radiodigitalmanado.co.id