Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) dengan cepat menyalurkan bantuan kepada korban bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Manado, Sulawesi Utara.

Tingkat muka air mencapai antara 80 hingga 300 sentimeter dan merendam puluhan hingga ratusan rumah warga. Dari catatan pengungsi, lebih dari 9.000 jiwa terdampak dalam satu kejadian.
Bencana ini tidak hanya menghancurkan hunian dan fasilitas publik, tetapi juga menguji kesiapan tanggap darurat di level kota dan lembaga kemanusiaan. Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Manado.
Respons Cepat DMC Dompet Dhuafa
Setelah bencana terjadinya, DMC Dompet Dhuafa bergerak dengan rencana tanggap darurat yang mencakup penguatan fasilitas, logistik, dan relawan.
Tim cepat tanggap mendirikan beberapa pos hangat di lokasi strategis seperti ponpes dan kelurahan terdampak, termasuk Ponpes Darul Istiqomah di Kelurahan Bailang, dan wilayah Kelurahan Cempaka serta Mahawu.
Dapur umum juga dibuka di beberapa titik yang memungkinkan untuk penyajian makanan siap saji bagi pengungsi dan warga yang terdampak. Melalui dapur umum itu, makanan sudah mulai didistribusikan ke titik‑titik yang paling membutuhkan, seperti Kelurahan Paal Dua di Kecamatan Paal Dua.
Tak hanya makanan, upaya bersih‑bersih fasilitas umum juga dilakukan agar proses pemulihan bisa berjalan lebih cepat dan ruang publik yang terdampak bisa kembali digunakan oleh masyarakat.
Semua aktivitas ini menjadi bukti bahwa respon kemanusiaan tidak hanya berupa distribusi barang, tetapi juga pengorganisasian lapangan, kolaborasi lintas aktor dan pelayanan langsung ke masyarakat di zona terdampak.
Dampak Bencana Banjir
Dalam catatan resmi, bencana banjir di Manado menimpa setidaknya 400 rumah di 34 kelurahan dan 9 kecamatan. Jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak mencapai 3.013 dengan total jiwa lebih dari 9.300 orang.
Longsor yang terjadi bersamaan juga memukul 63 KK di 22 kelurahan dan 7 kecamatan. Dengan rumah rusak sejumlah 53 unit dan bahkan satu tempat ibadah ikut terkena dampak. Empat orang tewas, satu mengalami luka berat, dua lainnya luka ringan.
Mengungsi menjadi kenyataan bagi lebih dari 1.000 jiwa yang tersebar di lokasi‑lokasi pengungsian seperti di Kecamatan Tikala, Paal Dua, Tuminting, Singkil, dan Wanang.
Kondisi ini menggambarkan bahwa selain kerugian material, ada kerugian sosial dan psikologis yang harus segera diperhatikan, termasuk trauma, kehilangan harta benda, dan terganggunya aktivitas ekonomi masyarakat.
Baca Juga: Pelindo Regional 4 Manado, Salurkan Bantuan Korban Kapal Terbakar KM Barcelona V
Peran Dompet Dhuafa Dalam Penanganan Bencana

Dompet Dhuafa secara konsisten menunjukkan komitmennya dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana di berbagai wilayah Indonesia. Melalui DMC, mereka memiliki mekanisme respons cepat untuk tanggap darurat bencana. Bantuan yang disalurkan tidak hanya bersifat darurat, tetapi juga meliputi fase rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.
Kehadiran Dompet Dhuafa di Manado merupakan salah satu contoh nyata dari peran organisasi kemanusiaan dalam membantu meringankan beban korban bencana. Mereka tidak hanya fokus pada bantuan material. Tetapi juga perhatian terhadap dampak psikologis bencana yang seringkali terabaikan.
Dengan demikian, upaya yang dilakukan oleh DMC Dompet Dhuafa ini sangat vital dalam membantu masyarakat Manado untuk bangkit kembali setelah mengalami musibah banjir dan tanah longsor.